Saya adalah penggemar Karen Gillan, aktris dari Skotlandia yang terkenal lewat serial tv Doctor Who. Jadi alasan saya untuk menonton film ini pertama kali adalah karena ada Kazza (panggilan akrab Karen Gillan) walaupun saya pribadi bukanlah penggemar film horror 😛
Film ini diawali dengan scene sepasang anak yang terlibat dalam teror di sebuah rumah yang dalam beberapa detik berganti menjadi scene anak remaja tanggung laki-laki. Oh, alur cerita maju mundur rupanya! Saya langsung excited. Karena biasanya film dengan alur seperti ini tidak begitu membosankan (apa ini teori sok tau saya saja? Hahaha).
Oculus menceritakan tentang sepasang kakak-adik Kaylie dan Tim Russell, yang masing-masing diperankan oleh Karen Gillan dan Brenton Thwaites (Maleficent, The Giver). Mereka memiliki kisah masa kanak-kanak yang kelam dan melibatkan sebuah cermin misterius. Cermin tersebut merupakan barang lelang yang akan dikirim ke pemenang lelang, namun berhasil dipinjam Kaylie untuk beberapa hari. Untuk apa? “To keep our promise“, jawabnya. Hmmm, sudah mulai menarik dari sini.
Ternyata, cermin itu merupakan cermin, yang bisa dibilang, terkutuk dan telah menyebabkan kematian ke hampir setiap pemiliknya di masa lalu. Kebetulan kah? Itu asumsi Tim yang baru keluar dari pusat rehabilitasi yang telah “membersihkan” pikirannya dari trauma masa kecil yang suram. Namun Kaylie berpendapat lain. Menurutnya, cermin inilah yang membunuh kedua orang tua mereka, secara tidak langsung. Dan mereka berdua harus mengungkap misteri yang ada di balik cermin ini. Kaylie mengajak Tim kembali ke rumah masa kecil mereka, lengkap dengan cermin misterius yang diletakkan di ruang kerja ayah mereka dulu. Bukan itu saja, Kaylie juga sudah memfasilitasi ajang balas dendam mereka terhadap cermin misterius dengan beberapa kamera, alarms, tanaman dalam pot, sampai konsumsi. Apa maksud Kaylie dengan semua itu? Kita bisa saja menebak fungsi kamera bisa sebagai perekam makhluk supernaturalnya, sejenis di Paranormal Activity. Tapi untuk apa alarms, tanaman dalam pot, dan konsumsi? Apa mereka berencana tidak keluar ruangan sampai misteri terungkapkan?
Menulis review film horor sebenarnya lebih sulit daripada genre film lain, bagi saya. Karena saya harus hati-hati memilih mana bagian yang harus dan tidak boleh disebutkan, agar tidak mengurangi efek surprise saat pembaca menontonnya untuk pertama kali. Yang saya bisa sampaikan adalah bahwa film ini bukan (hanya) film horor, tapi juga psychological mysteries. Pokoknya beda dari film hantu-hantu dalam rumah pada umumnya deh! Yang bikin juara bukan cuma ide ceritanya, tapi juga sutradara dan akting pemainnya. Jujur, seharusnya film ini sudah cukup memikat penonton dengan satu quote-nya:
My name is Kaylie Ann Russell. The purpose of today’s experiment is to prove the object behind me is responsible for at least 45 deaths in the 4 centuries of it’s recorded existence.
Orchita
Movies Monster
@awrchita